Ternak potong adalah ternak yang dipelihara sebagai penghasil protein berupa daging, di Indonesia fungsi ternak potong belum optimal terbukti dari peningkatan konsumsi baik daging tidak diikuti oleh kenaikkan dan ketersediaan ternak potong dalam jumlah yang memadai, untuk itu diperlukan berbagai peningkatan populasi ternak maupun diversifikasi ternak potong.
Pada tahun 1988, pemerintah menetapkan standar minimal kebutuhan protein hewani untuk masyarakat Indonesia sebesar 4,5 gram/kapita perhari. Salah satu sumber protein hewani dapat diperoleh melalui ternak sapi potong. Produk peternakan sapi potong dapat ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya dengan berbagai cara, diantaranya dengan pengadaan bibit dan peningkatan mutu, pengolahan dan pemeliharaan yang baik dan pemasaran yang terorganisir.
Peningkatan produk peternakan ini juga mengalami banyak kendala, misalnya saja minimnya pengetahuan peternak, faktor modal, dan kebanyakan peternak hanya menjalankan usaha tersebut sebagai usaha sampingan saja sehingga tidak berusaha meningkatkan produksinya secara optimal. Selain itu, perencanaan yang matang sebelum menjalankan usaha peternakan dan evaluasi juga sangat penting untuk keberlanjutan sebauh usaha peternakan.
Pratikum Perencanaan dan Evaluasi Proyek Peternakan dibuat berdasarkan permasalahan tersebut agar praktikan mengetahui secara langsung kondisi usaha peternakan di lapangan, dari pengolahan data-data hasil praktikum diharapkan masalah-masalah yang dihadapi para peternak dalam mempertahankan keberlanjutan sebuah usaha peternakan selama ini dapat diatasi atau dipecahkan, terutama perusahaan penggemukan sapi potong.
DESKRIPSI PROYEK
Aspek Umum
Lokasi. Usaha ini merupakan usaha feedlot sapi potong yang berlokasi di Jalan Kaliurang Km. 9,5 Gondangan, Sadonoharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
Sejarah usaha. Usaha feedlot sapi potong di Sari Andini ini pertama kali didirikan untuk memenuhi kekurangan pasokan sapi potong yang nantinya akan dipotong di RPH. Peternakan Sari Andhini berdiri pada tahun 1992 oleh bapak Tunang selaku pemilik peternakan yang awalnya merupakan usaha jagal sapi milik keluarga secara turun temurun. Seiring dengan berkembangnya usaha, Sari Andini yang memiliki luas areal peternakan satu hektar mulai melakukan jual beli sapi dengan peternak. Kegiatan jual beli dapat berupa peternak membeli sapi untuk digemukkan dari Sari Andini kemudian apabila sapi sudah layak potong peternak kemudian menjual sapinya kembali ke Sari Andini. Kegiatan yang lain yaitu Sari Andini membeli sapi dari peternak untuk digemukkan di usaha pengemukan sapi potong Sari Andini, selanjutnya setelah layak potong sapi di bawa ke RPH.
Aspek Sosial
Suatu proyek jika ditinjau dari segi komersil dilaksanakan untuk memperoleh keuntungan, mamun diharapkan juga ada dampak sosial yang baik bagi masayarakat di sekitar lokasi proyek. Aspek sosial ini tidak terlepas juga dengan CSR (Corporate Social Responsibility), yaitu tanggungjawab sosial oleh perusahaan. CSR merupakan suatu komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari komunitas setempat ataupun masyarakat luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup pekerjanya beserta seluruh keluarganya (WBCSD, 1999)
Usaha peternakan sapi potong Sari Andini dari segi sosial secara tidak langsung telah ikut memperbaiki kesejahteraan para peternak, yaitu melalui cara memperpendek alur penjualan. Peternak langsung menjual sapi tanpa harus melewati pihak ketiga atau di pasar ternak, sehingga keuntungan yang diperoleh peternak lebih maksimal.
Sari Andini juga ikut serta dalam mengurangi pengangguran melalui penyerapan tenaga kerja. Kesejahteraan karyawan juga diperhatikan, misalnya dalam bentuk tunjangan kesehatan. Masyarakat sekitar juga diuntungkan, dengan dapat memanfaatkan kotoran ternak yang dihasilkan di Sari Andini secara gratis.
Aspek Teknis
Jenis sapi potong yang dipelihara di peternakan Sari Andihini adalah sapi Limpo, PO dan Simpo yang dipelihara selama enam bulan. Pakan yang diberikan untuk penggemukkan berupa hijauan dan konsentrat yang dibuat sendiri dalam bentuk komboran. Bahan makanan adalah bahan yang dapat dimakan, disukai, dicerna dan dapat digunakan oleh hewan. Rumput, hijauan kering (hay), bekatul dan produk lain adalah bahan makanan ternak, tetapi tidak semua komponen dalam bahan makanan dapat dicerna hewan. Bahan makanan ternak terdiri dari tanaman, hasil tanaman dan kadang-kadang berasal dari hewan yang hidup di laut (Tillman et al., 1998).
Pemberian air minum tidak dilakukan secara terpisah karena pada pemberian konsentrat telah banyak mengandung air yang menurut peternak telah mencukupi kebutuhan setiap ekor sapi. Kandang sapi potong Sari Andhini terletak tidak jauh dari pemukiman masyarakat, sehingga di peternakan dibangun tembok pembatas yang rapat sebagai peredam angin dan tembok setinggi 3 meter. Menurut Arianto (2003), bahwa lokasi kandang sebaiknya cukup jauh dari tempat pemukiman agar bau dan limbah peternakan tidak menganggu penghuni pemukiman.
Jalur transportasi tidak begitu sulit karena peternakan tersebut berjarak 1 km dari jalan raya. Adapun jenis transportasi yang dapat digunakan adalah sepeda motor, becak, bis dan truk. Selain itu, bangunan di peternakan adalah kandang, gudang pakan, tempat limbah, kantor, mess karyawan dan halaman parkir.
Aspek Komersial
Perusahaan Sari Andhini menggemukkan sapi selama 6 bulan. Sapi tersebut lalu sebagian dijual dalam bentuk hidup dan sebagian lagi dipotong di Rumah Potong Hewan Colombo. Bagi sapi yang dijual hidup, biasanya penjualan sapi potong dilakukan langsung di kandang. Para pembeli datang langsung ke kandang dan memilih sendiri ternak yang diinginkan. Sapi potong yang telah dipilih akan dikeluarkan dari kandang kemudian ditimbang sehingga diketahui harga per bobot hidupnya.
Sapi yang dijagal, dipotong di RPH setiap harinya dipotong satu atau dua sapi berdasarkan kebutuhan. Perusahaan Sari Andhini mendapatkan keuntungan dari daging, tulang dan non karkas yang harganya bervariasi tiap bagiannya.
Aspek Finansial
Aspek finansial merupakan aspek utama yang akan menyangkut tentang perbandingan antara pengeluaran dan pemasukan yang ada atau returns dalam suatu proyek (Triton, 2006). Dana yang diperoleh dalam pembuatan peternakan sapi Sari Andhini diperoleh dari dana milik sendiri dan sebagian lagi berasal dari pinjaman bank sebanyak 200 juta rupiah yang digunakan sebagai biaya untuk investasi dan operasional.
PENGORGANISASIAN DAN MANAJEMEN PROYEK
Suatu proyek harus dihubungkan secara tepat dengan struktur kelembagaan di suatu negara atau daerah. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam manajamen proyek yaitu sistem penguasaan tanahnya (land tanure), ukuran tanah yang dikuasai (size holding), hubungan administrasi proyek dengan lembaga atau agen yang ada, staf dapat bekerja dengan lembaga-lembaga yang ada, (Gittinger, 1986).
Usaha penggemukan sapi di Sari Andini sebenarnya merupakan pengembangan usaha dari usaha turun temurun keluarga yang berupa pemotongan sapi, usaha pengembangan tersebut dilakukan karena semakin meningkatnya jumlah permintaan daging sapi dan diperlukannya cadangan sapi siap potong untuk stok jika permintaan pasar naik dengan periode penggemukkan 6 bulan.
Pada setiap periode penggemukkan dilakukan pembelian bakalan sapi sebanyak 50 ekor dengan jenis sapi yang dipilih adalah sapi Simpo, Limpo, dan Peranakan Ongole (PO). Pembelian bakalan yang dilakukan memiliki kisaran harga beli yaitu untuk sapi PO memiliki kisaran harga Rp 5.000.000,00 dengan umur sapi 1,5 tahun sedangkan untuk sapi Simpo yang dibeli memiliki kisaran harga Rp 9.000.000,00 untuk umur 1,5 tahun.
Pemilihan jenis sapi berdasarkan prediksi permintaan pasar, yaitu jika akan menyambut idul adha kebanyakan sapi yang dipelihara sapi putih, tetapi jika menjelang lebaran maka jenis sapi yang dipelihara kebanyakan sapi merah. Pembelian bakalan dilakukan secara bertahap pada dua minggu pertama setiap awal periode penggemukan, setelah dilakukan pemeliharaan selama 6 bulan baru sapi dikeluarkan. Pemeliharaan bersifat continue jadi sapi di kandang berjumlah tetap jika ada yang keluar ada juga yang masuk dalam satu kali periode penggemukan.
Pengeluaran sapi bisa berupa dijual hidup dan langsung dipotong sendiri, tetapi kebanyakan sapi hasil pemeliharaan akan dipotong sendiri, dalam satu periode penggemukan jumlah sapi yang dipotong adalah 48 ekor, rata-rata satu minggu memotong 12 ekor sapi, kalau dalam hari kira-kira per hari 1-2 ekor sapi.
Hasil pemotongan sapi yang dijual berupa daging sapi, tulang, penjualan non karkas seperti jerohan dan kulit. Hasil pemotongan tersebut dipasarkan di pasar melalui langganan dan sebagian dijual sendiri melalui depot daging Sari Andini. Daging dijual dengan harga Rp 62.000/kg sedangkan sapi hidup dijual dengan harga Rp 23.000/kg bobot hidup. Kotoran ternak dalam perusahaan ini belum dijual secara komersiil, hanya digunakan sendiri dan jika ada yang membutuhkan bisa diambil secara gratis.
Usaha penggemukan sapi di Sari Andini melakukan investasi usaha pertama berupa lahan pertanian, lahan kandang, bangunan kandang, mobil pick up, sepeda motor roda tiga, bangunan RPH, instalasi air, gudang pakan dan pagar keliling. Peralatan yang digunakan dalam usaha ini berupa sekop, selang air, arit, pisau jagal, sapu lidi, ember, drum, alat pencacah ketela, sikat dan lampu.
Feedlot Sari Andhini dalam satu kali periode proyek, biaya operasional yang harus dikeluarkan berupa pembelian bakalan sapi, pembelian pakan, gaji karyawan, biaya bensin, pembelian obat-obatan dan vitamin, biaya dokter hewan, biaya listrik, kayu bakar, air dan telepon.
Pada usaha penggemukan ini pakan yang dipakai yaitu 30% hijauan dan 70 % konsentrat. Hijauan yang digunakan berupa jerami padi yang dibeli dari sisa panen padi di wilayah Sleman. Sedangkan konsentrat berupa campuran kleci, dedak, pollard, bungkil kedelai, ketela, mollases, garam. Biaya yang dikeluarkan rata-rata untuk satu ekor sapi adalah Rp 15.000/hari untuk sapi PO dan Rp 25.000/hari untuk sapi Simpo dan Limpo.
Usaha penggemukan sapi di Sari andini menggunakan jasa 9 anak kandang dan 4 jagal dengan gaji per bulan Rp 350.000,00, tunjangan hari raya (sebesar gaji satu bulan), makan setiap hari dan penginapan.
Kandang didirikan diatas tanah seluas satu hektar, dengan tiga bagunan kandang sapi, satu bagunan gudang pakan, satu bangunan RPH, dua bagunan untuk istirahat anak kandang. Satu buah kandang dapat diisi maksimal 20 sapi dan berbentuk kandang individual.
Sumber dana berasal dari pinjaman bank dan warisan tanah/lahan dari keluarga. Sari Andini bekerjasama dengan distributor penjual pakan seperti dalam pengadaan pakan konsentrat dan pengambilan jerami dari petani di Sleman, sedangkan dalam pemasaran produk dagingnya Sari Andini juga sudah lama mendapatkan pasaran karena usaha ini sudah turun menurun dan mendapatkan nama dan kepercayaan para pelanggan. Proyeksi dilakukan setiap 5 tahun sekali jika ada kendala maka akan diperbaiki, dan jika ada peluang maka akan melakukan pengembangan proyek.
JADWAL PROYEK
Proyek penggemukan sapi dilakukan dalam 5 tahun dengan satu kali periode penggemukan adalah 6 bulan, jika setiap tahunnya terdapat 2 kali periode penggemukan maka total periode penggemukan dalam proyek investasi adalah 10 kali periode penggemukan.
Proyeksi selama 5 tahun bisa dianilisis jika mendapatkan profit yang memuaskan dan tidak banyak kendala sesuai dengan rencana, maka akan dilakukan peningkatan usaha, namun jika masih banyak kendala maka akan diperbaiki sesuai keadaan nyata dan bagaimana membuat keadaan tersebut memberikan profit bagi usaha.
ESTIMASI BIAYA
Biaya yang dibutuhkan di Sari Andhini dijabarkan sebagai biaya investasi dan operasional, untuk biaya investasi meliputi :
Tabel 1. Biaya Investasi di Feedlot Sari Andhini
Investasi
|
Biaya (Rp.)
|
lahan pertanian
|
360,000,000
|
bangunan kandang
|
108,000,000
|
lahan kandang
|
1,600,000,000
|
mobil pick up
|
35,000,000
|
motor roda tiga
|
12,000,000
|
sumber air dan instalasi
|
1,200,000
|
gudang pakan
|
10,000,000
|
bangunan RPH
|
25,000,000
|
pagar keliling
|
42,000,000
|
Biaya operasional di perusahaan Sari Andhini meliputi peralatan seperti gayung, sekop dan ember dilakukan setiap dibutuhkan, antara peralatan satu dengan yang lain berbeda, tapi jika dirata-rata pergantian peralatan setiap dua periode sekali. Biaya operasional lain seperti bibit sapi, pakan dan bensin nilainya juga berbeda-beda menyesuikan dengan kebutuhan (dapat dilihat dilihat di tabel cash flow). Berikut ini biaya operasional di Feedlot Sari Andhini selama satu periode :
Tabel 2. Biaya Operasional di Feedlot Sari Andhini
Operasional
|
Biaya
|
bibit sapi
|
407,150,000
|
gaji karyawan/tenaga kerja
|
27,300,000
|
listrik,air, dan telepon
|
1,200,000
|
Bensin
|
3,900,000
|
Pakan
|
205,200,000
|
obat-obatan,vitamin
|
300,000
|
dokter hewan
|
1,800,000
|
minyak tanah dan kayu bakar
|
3,600,000
|
social cost
|
750,000
|
Gayung
|
20,000
|
Sekop
|
360,000
|
selang air
|
225,000
|
Arit
|
130,000
|
sapu lidi
|
30,000
|
Ember
|
360,000
|
Drum
|
480,000
|
pencacah ketela
|
1,300,000
|
Pisau
|
300,000
|
Lampu
|
105,000
|
ESTIMASI PENDAPATAN
Pendapatan yang diperoleh perusahaan Sari Andhini berasal dari penjualan sapi hidup dan penjualan berupa karkas dan non karkas. Satu periode penggemukan jumlah sapi yang dipotong adalah 48 ekor, rata-rata satu minggu memotong 12 ekor sapi.
Perusahaan ini dalam ini hari memotong 1-2 ekor sapi, hasil pemotongan tersebut, dijual berupa daging, tulang, penjualan non karkas seperti jerohan dan kulit. Hasil pemotongan tersebut dipasarkan di pasar melalui langganan dan sebagian dijual sendiri melalui depot daging Sari Andini.
Daging dijual dengan harga Rp 62.000/kg sedangkan sapi hidup dijual dengan harga Rp 23.000/kg bobot hidup, bila diestimasi pada periode pertama perusahaan mengalami kerugian karena mengalami kerugian, sedangkan untuk periode-periode berikutnya, perusahaan mendapatkan keuntungan (hasil dapat dilihat di cash flow).
ANALISIS FINANSIAL
Nilai-nilai finansial di sektor pertanian mencerminkan kebijaksanaan pemerintah yang berusaha mencapai tujuan-tujuan yang luas, dan bukan hanya efisiensi ekonomi. Meskipun demikian, tujuan utama penilaian proyek adalah menyusun biaya-biaya dan benefit ekonomi dari suatu investasi dan kalau mungkin menunjukkan kontribusi proyek tersebut dalam pencapaian tujuan-tujuan kebijaksanaan yang lebih luas.
Feedlot Sari Andhini dalam proyek usahanya mendapatkan dana yang berasal dari milik sendiri dan pinjaman dari bank sebanyak 200 juta. Periode pertama, perusahaan ini mengalami kerugian sebanyak Rp. 1,429,226,300 rupiah, namun pada periode berikutnya perusahaan ini sudah meraup keuntungan per periode rata-rata bisa mencapai Rp. 674,197,400.
Cash Flow
Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode (Apriyono, 2007).
Umar (2003), menyatakan bahwa cash flow disusun untuk menunjukkan perubahan cash selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan cash tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber cash dan penggunaan-penggunaannya. Penerimaan dan pengeluaran cash ada yang bersifat rutin dan ada pula yang bersifat insidentil.
Biaya-biaya untuk menggunakan modal dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang dipakai dalam berinvestasi. Perlu ditentukan biaya penggunaan modal rata-rata dari keseluruhan dana yang akan dipakai, sehingga berdasarkan hal ini patokan tingkat keuntungan yang layak (cut off rate) dari proyek ini dapat diketahui.
Cash inflow yang diperoleh yaitu dari penjualan penjualan sapi hidup, penjualan daging, penjualan tulang dan penjualan non karkas. Penjualan sapi hidup tiap periodenya sama, yaitu sebesar Rp. 30,000,000, sedangkan penjualan untuk sapi yang dijagal berbeda-beda, hal ini karena pemotongan setiap harinya berbeda-beda (dalam satu hari bisa satu atau dua sapi yang dipotong). Total pendapatan dari perusahaan pada periode pertama mencapai Rp. 674,197,400 dan bervariasi untuk periode berikutnya.
Cash outflow berupa biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi seperti lahan pertanian, kandang dan pagar keliling hanya sekali dalam lama proyek (5 tahun). Sedangkan biaya operasional seperti bibit, peralatan dan tenaga kerja bervariasi tergantung dari kebutuhan. Total cash outflow dalam perusahaan Sari Andhini mencapai Rp. 2.847.750.000.
Analisis Kelayakan Proyek
Analisis kelayakan proyek diperlukan dalam rangka mencari ukuran yang menyeluruh sebagai dasar penerimaan, penolakan ataupun pengurutan suatu proyek. Gray, et al. (1993) menyatakan bahwa ada lima macam kriteria kelayakan yang umum dipakai yaitu Net Present Value (NPV) dari arus benefit dan biaya, Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit-Cost Ratio (Gross B/C) dan Profitability Ratio (PV/K).
Analisis kelayakan proyek yang digunakan untuk perencanaan proyek ini meliputi tiga kriteria kelayakan yaitu Net Present Value (NPV) dari arus benefit dan biaya, Internal Rate of Return (IRR), dan Benefit-Cost Ratio B/C ratio).
Net Present Value (NPV) atau keuntungan netto suatu usaha adalah pendapatan bruto dikurangi jumlah biaya, maka NPV suatu proyek adalah selisih PV arus benefit dengan PV arus biaya. Tanda suatu proyek layak/go dinyatakan dengan nilai NPV sama atau lebih dari nol (Gray et al.,1993). Nilai NPV pada feedlot Sari Andhini adalah 129.246.812,1. Perencanaan proyek pada feedlot Sari Andhini berdasarkan perhitungan NPV dapat dikatakan layak.
Net BCR adalah PV benefit dibagi PV biaya, pada perencanaan proyek diperoleh 3.39373. Gross BCR adalah jumlah NPV positif dibagi jumlah NPV negatif, pada perencanaan perusahaan Sari Andhini diperoleh 1,478189723., sedangkan Benefit Cost Ratio (B/C) diperoleh nilai 2,473616166 sehingga perencanaan proyek di peternakan Sari Andhini dapat dikatakan layak karena nilainya lebih dari 1. Benefit Cost Ratio (B/C) adalah nilai perbandingan antara benefit pada tingkat bunga yang berlaku (discount factor) dari cost yang didiskontokan dengan tingkat bunga yang sama selama umur proyek (Anonim, 2007).
IRR yang dihasilkan adalah 47,97231031 % sehingga hasilnya lebih besar dari tingkat bunga yaitu 6%. Menurut Anonim (2007). Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga/discounted factor rate yang mempersamakan nilai sekarang (present value) penerimaan dengan nilai sekarang jumlah biaya yang dikeluarkan selama umur proyek.
Proyek dikatakan layak bila Net Present Value (NPV) positif, Benefit-Cost Ratio (B/C ratio) lebih dari 1 dan Internal Rate of Return (IRR) lebih dari tingkat bunga. Perencanaan proyek di peternakan Sari Andhini layak karena memenuhi kriteria kelayakan proyek.
KESIMPULAN
Feedlot Sari Andhini memiliki nilai NPV 129.246.812,1(positif), Net BCR 3.39373 (lebih dari 1), Gross BCR 1,478189723 (lebih dari 1) dan Internal rate of return (IRR) 47.97231031% (bunga 6%), sehingga perencanaan proyek dapat dikatakan layak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Manajemen Proyek. Available at:http://www.nuansahati.co. cc /2009/09/ manajemen-proyek.html. Accesion date on 9 May 2010 at 20.18
Apriyanto. 2007. Cash Flow. Available at: http://ilmumanajemen. wordpress. com /2007/05/24/manajemen-keuangancash-flow/. Accesion date on 10 May 2010 at 12.11
Arianto, H.B. 2003. Penggemukkan Sapi Potong Secara Cepat. Fakultas Peternakan. UGM. Yogyakarta
Gray, C, Payaman S, Lien K, PFL. MasPaitella, RCG Varley. 1993. Pengantar Evaluasi Proyek. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekotjo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Umar, H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
WBCSD. 1999. Corporate Social Responsibility : Meeting Changing Expectation. World Business Council for Suistainable Development.ISBN 2-94-024007-8